Ekspedisi Jelajah Nusantara Sikat Jalur 1.400 Km. Perjalanan Honda CR-V Turbo dalam ekspedisi bertajuk “Jelajah
Nusantara bersama All New Honda CR-V Turbo” untuk mengelilinig 34
propinsi di Indonesia tiba di Padang Sumatera Utara, melintasi jarak
1.400 Km.
Perjalanan ini merupakan rangkaian dari ekspedisi Jalur Darat 34
Gubernur di Indonesia yang digelar oleh Asosiasi Pemerintah Provinsi
Seluruh Indonesia (APPSI) yang akan menempuh perjalanan selama 133 hari
dan 21.000 kilometer.
Marketing & After Sales Service Director Honda Prospect Motor
(HPM), Jonfis Fandy mengungkapkan Indonesia merupakan negara yang kaya
dengan budaya, kaindahan alam dan kuliner, karena itu bersama APSI,
Honda ingin mengeksplorasi tiap daerah.
“Indonesia memiliki potensi yang luar biasa dengan kekhasan di
masing-masing daerah. Karena itu mellaui ekspedisi ini Honda ingin
menunjukan keberagaman kekayaan itu, dalam perjalanan bersama rombongan
All New Honda CR-V Turbo,” kata Jonfys melalui keterangan resminya pada
JawaPos.com.
Padang merupakan ibukota dari provinsi Sumatera Barat, kota ini
berbatasan dengan laut dan dikelilingi perbukitan yang indah. Di kota
ini, tak hanya keindahan alam yang menjadi potensi wisata, tetapi
beragam kulinernya telah menjadi cerita lain yang mengesankan di seluruh
dunia.
Setelah Kota Padang, rencananya rombongan All New Honda CR-V Turbo
akan melanjutkan perjalanan ke beberapa kota di daerah di Indonesia
lainnya. Perjalanan ini akan mengitari 34 provinsi, 514 kota dan lebih
dari 74 ribu desa dari Sumatera hingga Papua.
Ekspedisi jelajah Nusantara ini dimulai sejak 7 September 2018, dari
titik nol Banda Aceh menuju Medan menempuh jarak sejauh 430 km.
Dilanjutkan ke Pekanbaru dengan jarak 656 km, melalui jalan berkelok di
area pegunungan jalur tengah Sumatera.
Dari Pekanbaru, rombongan menuju kota Padang yang menempuh jarak 310
km melewati area Kelok Sembilan yang kini menjadi salah satu ikon
wisata baru. Honda berharap melalui perjalanan ini, semakin banyak
menularkan rasa kebanggaan masyarakat akan keragaman dan keindahan
Indonesia.
KPU Belum Punya Solusi Teknis Penghitungan Suara . Terhitung sejak 23 September, kedua pasangan calon (Paslon) petahana maupun oposisi akan memasuki masa kampanye di pemilihan presiden (Pilpres) 2019. Mereka akan terus mengikuti rentetan proses tahapan pemilu sampai dengan pencoblosan di Tempat Pemungutan Suara (TPS). Namun pada pemilu kali ini, pencoblosan pilpres nantinya akan berbarengan langsung dengan pemilihan calon legislatif. Lantas, bagaimana tekhnis penghitungan suaranya. Kotak suara mana yang lebih didahulukan? Menjawab hal itu, Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Wahyu Setiawan mengaku, pihkanya belum mempunyai aturan teknis mengenai penghitungan suara. Termasuk soal mana yang didahulukan antara kotak suara pileg dan pilpres. “Belum, kita belum atur teknisnya. Nanti kita akan atur teknisnya seperti apa,” kata Wahyu saat ditemui JawaPos.com di Kantor KPU Lebih lanjut, Wahyu juga mengatakan, wacana untuk penghitungan kotak suara mana yang lebih didahu
Toni Meregang Nyawa dan Sonik Terpental,Tersambar Petir . Dua orang pemetik cengkeh, Mohammad Toni (20) dan Sonik (42) disambar petir di siang bolong pukul 14.00 WITA. Akibat kejadian itu, Tonik, pria asal Lombok, Nusa Tenggara Barat tewas sedangkan Toni tubuhnya terpental. Sebelum kejadian, korban sedang memerik cengkeh di Banjar Keduran, Desa Madenan, Kecamatan Tejakula, Buleleng. Klian Banjar Keduran, Putu Agus Dharma Susila saat ditemui di ruang jenazah RSUD Buleleng mengatakan, korban Toni bekerja memetik cengkeh di kebun milik Kadek Rudi. Pengerjaan dimulai sejak pukul 08.00 WITA namun memasuki siang hari, cuaca tiba-tiba berubah menjadi mendung. Hujan pun mulai mengguyur. Saat itu, korban Toni memutuskan untuk berteduh di bawah pohon cengkih bersama rekannya Sonik (42)
Comments
Post a Comment